Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan
Jumat, 30 Oktober 2020

Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 13 Rabiul Awal 1442 H / 30 Oktober 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Suatu pagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah selesai melaksanakan shalat subuh, dia bersabda kepada para sahabatnya:

هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمُ الْبَارِحَةَ

“Apakah ada di antara kalian yang mimpi tadi malam?” (HR. Muslim)

Bila ada sahabat yang tentang mimpinya, maka Rasulullah pun mentakwilnya, bila tidak ada maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya tadi malam aku bermimpi, aku diajak oleh dua malaikat. Lalu aku pun pergi bersama keduanya, lalu aku melewati seorang laki-laki yang ditelentangkan, kemudian satu lagi membawa batu besar. Lalu kemudian orang yang membawa batu besar ini menghancurkan kepala orang yang telentang tersebut, sehingga kemudian batu itupun menggelinding. Baru kemudian ia mengambil batu tersebut. Ketika kembali maka kepala orang tersebut telah menjadi bagus kembali dan dihancurkan, demikian terus sampai hari kiamat.

Maka aku bertanya kepada malaikat itu: ‘Siapa dia?’ Kata malaikat itu: ‘Pergilah, pergilah.’

Kemudian aku pun pergi, lalu aku melihat seorang laki-laki yang mulutnya disobek sampai ke tengkuknya. Ketika yang kanannya telah selesai lalu kemudian yang kirinya pun disobek lagi, mulutnya, matanya, demikian pula bagian wajahnya, dicabik-cabik. Aku bertanya: ‘Siapa dia?’ Malaikat itu berkata: ‘Pergilah, pergilah.’

Kemudian aku melewat laki-laki dan wanita yang telanjang berada dalam tungku. Ketika api menyambar dari bawahnya, mereka menjerit kesakitan, mereka berusaha untuk keluar namun mereka tidak mampu. Lalu aku bertanya: ‘Siapa mereka?’ Maka malaikat itu berkata: ‘Pergilah, pergilah.’

Kemudian -kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- aku melewati seorang laki-laki yang berada di pinggir sungai, sementara di sungai itu adalah sungai darah. Setiap kali orang yang berenang itu sampai ke tepian, maka lelaki yang berada di tepi itu kemudian membuka mulut orang yang berenang itu dan dimasukkan batu ke dalam mulutnya. Kemudian dia kembali berenang. Lalu aku bertanya: ‘Siapa dia?’ Kata malaikat: ‘Pergilah, pergilah.`”

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diajak ke sebuah bukit yang sangat terjal kemudian malaikat itu berkata: ‘Naiklah!’ Kata Rasulullah: ‘Aku tidak mampu’ Malaikat itu berkata: ‘Kami akan membantumu.’ Lalu kemudian Rasulullah naik dan ternyata -kata Rasulullah- aku mendengar suara yang sangat mengerikan sekali. Dan aku melihat orang yang digantung kakinya dan kepalanya di bawah, sementara mulutnya disobek berdarah-darah. Aku bertanya: ‘Siapa mereka?’ Kata malaikat: ‘Pergilah.’

Dalam satu riwayat Ibnu Khuzaimah, Rasulullah melewati wanita yang payudaranya dipatuki ular-ular yang beracun. Dan aku bertanya: ‘Siapa dia?’ Kata malaikat: ‘Pergilah.’ Sehingga aku pun pergi lalu aku masuk ke sebuah taman dan aku melihat di kebun tersebut ada seorang laki-laki yang sangat tinggi yang hampir aku tidak bisa melihat kepalanya. Dan di sekitarnya ada anak-anak kecil.

Kemudian aku diajak kepada sebuah kota yang sangat indah sekali, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan ternyata aku dapati di dalamnya adalah arwah kaum mukminin.

Kemudian aku diajak lagi ke sebuah tempat yang lebih indah dari yang pertama. Dan aku dapati di sana adalah arwah orang-orang yang mati syahid.

Kemudian diperlihatkan kepadaku sebuah istana yang sangat megah, lalu dikatakan kepadaku bahwa itu adalah tempatmu kelak. Lalu aku minta izin untuk memasukinya, maka malaikat itu berkata: ‘Adapun sekarang belum waktunya’. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Tolong ceritakan kepadaku apa yang aku lihat.”

Maka malaikat itu berkata: ‘Adapun orang yang berbaring dan dihancurkan kepalanya, ia adalah orang yang sudah diajarkan oleh Allah ayat-ayatNya, dia sudah mempelajari Al-Qur’an tapi dia tidak mengamalkannya, ia pun juga tidur dari shalat. Adapun yang kamu lihat mulut dan tengkuknya dihancurkan dan disobek, itu adalah orang yang keluar dari rumahnya lalu kemudian membuat berita-berita palsu yang tersebar kesana-kemari. Adapun yang kamu lihat laki-laki dan wanita yang telanjang, itu adalah para pezina. Adapun yang kamu lihat ia berenang di sungai darah, ia adalah pemakan riba. Adapun yang kamu lihat tergantung ia dengan mulut yang berdarah adalah mereka yang berbuka puasa di bulan Ramadan tanpa ada udzur. Adapun wanita yang dipatuki payudaranya, maka ia adalah wanita yang tidak mau memberikan asinya kepada anaknya.’

Saudaraku sekalian, ini adalah mimpi Rasulullah yang tentunya mimpi Rasulullah adalah haq, menceritakan tentang adzab kubur yang terjadi di alam sana. Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu untuk mengadzab manusia di alam kuburnya dan bagi Allah itu adalah mudah, saudaraku.

Kita sekarang hidup di dunia, dunia bukanlah tempat pembalasan, dunia adalah tempat kita beramal. Berapa banyak orang yang berbuat kejahatan tidak diberikan balasan karena memang di dunia bukan tempat pembalasan, pembalasan itu kelak ketika kita telah meninggal dunia, ketika kita telah dikuburkan, di sanalah kita akan melihat pembalasan, terlebih ketika kita dibangunkan kelak di Padang Mahsyar, kemudian kita akan dihisab oleh Allah, di sanalah kita akan merasakan adzab yang amat keras, saudaraku.

Maka setiap kita memikirkan tentang bagaimana kehidupan nanti setelah kematiannya. Kalau kita sekarang memikirkan bagaimana nasib kita di dunia, kita ingin hidup enak, kita ingin tidur nikmat, maka akankah setelah di kuburan kita akan diberikan kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala? Maka setiap kita, saudaraku, pasti akan mengalami kematian. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Setiap jiwa pasti merasakan kematian.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Ummatal Islam,

Sesungguhnya kematian itu sesuatu yang pasti. Semua manusia tidak akan pernah ada yang berani berkata “Saya akan hidup di dunia selama-lamanya” Siapa manusia yang akan hidup kekal di dunia? Tidak akan pernah ada. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah memberi tahu kepada kita kapan kematian itu tiba, saudaraku.

Allah tidak pernah memberitahukan kepada kita berapa umur kita. Kenapa demikian? Yaitu agar kita senantiasa berada dalam persiapan. Agar senantiasa terus berada diatas ketaatan. Kita tidak ingin saat kita berbuat maksiat kepada Allah tiba-tiba malaikat maut menjemput kita lalu ajal pun datang kepada kita dalam keadaan –na’udzubillah– kita meninggal dalam keadaan memaksiati Allah Jalla wa ‘Ala.

Ummatal Islam,

Setiap mukmin pasti berharap agar ia wafat dalam keadaan khusnul khatimah. Setiap mukmin pasti berharap agar ia wafat diatas ketaatan. Maka mungkinkah kita mendapatkan itu jika kita tidak membiasakan dari hari ini? Dari waktu sekarang ini? Ataukah kita akan tertipu oleh buaian-buaian angan-angan? Kita berkata: “Nanti saya akan beramal, nanti saya akan taubat,” kapan nanti tersebut? Karena sesungguhnya ajal tidak pernah memberitahu kita.

Maka kewajiban kita adalah sekarang kita banyak bertaubat kepada Allah, sekarang kita banyak beramal shalih, sekarang kita banyak kembali kepada Allah. Dan kita berusaha untuk menjihadi diri kita. Jangan sampai kita menjadi hamba-hamba setan.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Setiap kita di kuburan akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang tiga pertanyaan.

من ربك؟

“Siapa Rabbmu?”

من نبيك؟

“Siapa Nabimu?”

Dan

ما دينك؟

“Apa agamamu?”

Saat itu yang akan menjawab adalah amalan kita waktu di dunia. Tidak bermanfaat ketika orang mentalqinkan di atas kuburannya: “Hai fulan, kalau kamu ditanya siapa Rabbmu jawablah: ‘Tuhanku Allah.” Percuma talqin seperti itu jika dia waktu hidupnya tidak pernah mengenal Allah, tidak penah mengenal Rasulullah, tidak pernah mengenal agama Islam.

Maka saudaraku, jika kita ingin selamat di kuburan dari pertanyaan Munkar dan Nakir, sekarang kita kenali siapa Allah, kenali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kenali agama kita, pelajari dan amalkan dalam hidup kita. Dengan seperti itulah kita akan selamat.

Demi Allah, kuburan adalah penentu kita di akhirat. Dalam hadits Ibnu Majah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ

“Sesungguhnya kuburan adalah tempat akhirat yang pertama kali.”

فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ

“Siapa yang selamat di kuburannya, maka setelahnya lebih mudah bagi dia.”

وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

“Siapa yang tidak selamat di kuburnya, maka setelahnya lebih sulit bagi dia.” (HR. Ibnu Majah)

Maka saudaraku, untuk inilah kita bersiap-siap, untuk hari itulah kita beramal shalih. Demi Allah, tidak ada penyesalan yang lebih besar dari seorang mayat kecuali dia dahulu tidak pernah beramal shalih. Dia ingin kembali kepada kehidupan dunia untuk bisa bersedekah, dia ingin kembali kepada kehidupan dunia untuk bisa shalat, bisa zakat, bisa puasa, bisa haji, namun tidak mungkin manusia kembali lagi ke alam dunia.

Maka sebelum penyesalan itu, saudaraku. Sesali diri kita hari ini juga. Berusahalah kita semangat dalam kebaikan dan amalan shalih. Demi Allah, kebahagiaan itu untuk diri kita sendiri. Allah berfirman:

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

“Jika kalian berbuat baik, maka kebaikan itu untuk diri kalian sendiri. Dan jika kalian berbuat buruk, maka keburukan itu buat kalian sendiri.”

Allah tidak diuntungkan dengan ketaatan kita, Allah pun tidak dirugikan dengan kemaksiatan kita.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49321-khutbah-jumat-singkat-tentang-dunia-bukanlah-tempat-pembalasan/